Jakarta Selatan, 7 Juli 2014
Bismillahirrahmanirrahim…
Salah satu hal yang saya kerjakan kalau pekerjaan sudah selesai atau sedang lowong dikantor adalah membaca artikel. Kalau saya suka artikelnya, maka akan saya bookmark, terkadang juga saya copas ke blog ini dengan mencantumkan link addressnya. Nah, saat baca2 artikel tadi, saya menemukan kisah yang sangat menarik, insyaAllah memiliki hikmah sehingga terdapat pelajaran yang dapat kita petik darinya. Berikut kisah tsb:
Seorang gubernur pada zaman Khalifah Al-Mahdi, pada suatu hari mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu dengan suka cita. Kecuali seorang wanita kumal, berkulit hitam dan berwajah jelek. Ia terlihat diam saja tidak bergerak, sambil memandangi para tetangganya yang sebenarnya lebih kaya dari dirinya, tetapi berbuat seolah-olah mereka orang-orang yang kekurangan harta.
Dengan keheranan sang Gubernur bertanya, “Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti tetangga engkau?”
Janda bermuka buruk itu menjawab, “Sebab yang mereka cari uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya butuhkan bukan dinar melainkan bekal akhirat.”
“Maksud engkau?” tanya sang Gubernur mulai tertarik akan kepribadian perempuan itu.”
Maksud saya, uang dunia sudah cukup. Yang masih saya perlukan adalah bekal akhirat, yaitu salat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan di dunia amat pendek dibanding dengan pengembaraan di akhirat yang panjang dan kekal.”
Dengan jawaban seperti itu, sang Gubernur merasa telah disindir tajam. Ia insaf, dirinya selama ini hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan melalaikan kewajiban agamanya. Padahal kekayaannya melimpah ruah, tak kan habis dimakan keluarganya sampai tujuh keturunan. Sedangkan umurnya sudah di atas setengah abad, dan Malaikat Izrail sudah mengintainya.
Akhirnya sang Gubernur jatuh cinta kepada perempua lusuh yang berparas hanya lebih bagus sedikit dari yang paling buruk itu. Kabar itu tersebar ke segenap pelosok negeri. Orang-orang besar tak habis pikir, bagaimana seorang gubernur bisa menaruh hati kepada perempuan jelata bertampang jelek itu.
Maka pada suatu kesempatan, diundanglah mereka oleh Gubernur dalam sebuah pesta mewah. Juga para tetangga, trmasuk wanita yang membuat heboh tadi. Kepada mereka diberikan gelas crystal yang bertahtakan permata, berisi cairan anggur segar. Gubernur lantas memerintah agar mereka membanting gelas masing-masing. Semuanya bingung dan tidak ada yang mau menuruti perintah itu. Namun, tiba-tiba terdengar bunyi berdenting, ternyata ada orang yang dianggap gila yang melaksanakan perintah itu. Itulah si perempuan berwajah buruk. Di kakinya pecahan gelas berhamburan sampai semua orang tampak terkejut dan keheranan.Gubernur lalu bertanya, “Mengapa kau banting gelas itu?”
Tanpa takut wanita itu menjawab, “Ada beberapa sebab. Pertama, dengan memecahkan gelas ini berarti berkurang kekayaan Tuan. Tetapi, menurut saya hal itu lebih baik daripada wibawa Tuan berkurang lantaran perintah Tuan tidak dipatuhi.”
Gubernur terkesima. Para tamunya juga kagum akan jawaban yang masuk akal itu.
Sebab lainnya?” tanya Gubernur.Wanita itu menjawab, “Kedua, saya hanya menaati perintah Allah. Sebab di dalam Alquran, Allah memerintahkan agar kita mematuhi Allah, Utusan-Nya, dan para penguasa. Sedangkan Tuan adalah penguasa, atau ulil amri, maka dengan segala resikonya saya laksanakan perintah Tuan.”
Gubernur kian takjub. Demikian pula paran tamunya. “Masih ada sebab lain?”
Perempuan itu mengangguk dan berkata, “Ketiga, dengan saya memecahkan gelas itu, orang-orang akan menganggap saya gila. Namun, hal itu lebih baik buat saya. Biarlah saya dicap gila daripada tidak melakukan perintah Gubernurnya, yang berarti saya sudah berbuat durhaka. Tuduhan saya gila, akan saya terima dengan lapang dada daripada saya dituduh durhaka kepada penguasa saya. Itu lebih berat buat saya.”Maka ketika kemudian Gubernur yang istrinya telah meninggal tsb melamar lalu menikahi perempuan bertampang jelek dan hitam legam itu, semua yang mendengar bahkan berbalik sangat gembira karena Gubernur memperoleh jodoh seorang wanita yang tidak saja taat kepada suami, tetapi juga taat kepada gubernurnya, kepada Nabinya, dan kepada Tuhannya.
sumber: http://tausyah.wordpress.com/2011/03/12/kisah-wanita-sholehah-yang-buruk-rupa-meluluhkan-hati-sang-ulil-amri-penguasa-hingga-jatuh-hati-padanya/
My note: nah, jelas kan yah hikmah yang bisa kita ambil dari kisah tsb. Dalam pandangan saya, sungguh cerdas wanita tsb, sungguh terjaga muru’ah-nya, kuat agamanya. Ia memiliki ketajaman berfikir serta keteguhan hati. Patuh kepada Rabb-nya serta patuh pada amir-nya dengan tetap menjaga ‘izzah dirinya. Subhanallah ya…. :)